Kondisi seorang balita yatim piatu di Kabupaten Pamekasan yang menderita gizi buruk semakin memprihatinkan. Alih-alih menunjukkan perbaikan, kesehatan balita tersebut justru kian menurun akibat keterbatasan penanganan dan minimnya perhatian dari pihak terkait.
Balita tersebut yang diketahui telah kehilangan kedua orang tuanya dan selama ini tinggal bersama kakek dan neneknya yang mengalami ke butaaan yang juga hidup dalam keterbatasan ekonomi. Warga sekitar menyebutkan bahwa anak itu sudah lama mengalami kekurangan gizi, namun hingga kini belum mendapatkan penanganan maksimal secara berkelanjutan.
Sudah lama kondisinya seperti ini, Kami khawatir keadaannya semakin parah saya akui bahwa balita tersebut sudah mendapatkan perawatan tapi bukan secara berkelanjutan ujar neneknya yg juga tua renta.
Saat media ini berada di kediamanya balita tersebut mengalami penurunan berat yang parah badan, tubuh lemas, serta rentan terserang penyakit. Meski sempat mendapat perawatan awal, tindak lanjut dan pendampingan intensif dinilai belum optimal.
Kondisi ini pun memunculkan pertanyaan dari masyarakat terkait peran dan perhatian pemerintah daerah, khususnya Bupati Pamekasan, dalam menangani kasus-kasus gizi buruk yang menimpa anak-anak rentan seperti yatim piatu.bagaimana di katakan Pamekasan hebat kalau masih ada masarakatnya yang alami gizi buruk .
Media ini mendesak agar pemerintah daerah segera turun tangan secara langsung, tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga memastikan perawatan medis, pemenuhan gizi, serta perlindungan jangka panjang bagi balita tersebut.
Kasus ini menjadi sorotan sekaligus pengingat bahwa persoalan gizi buruk masih menjadi masalah serius yang membutuhkan respons cepat, kolaboratif, dan berkelanjutan dari seluruh pemangku kebijakan di Kabupaten Pamekasan
( Atika )


Social Footer