Breaking News

Polemik diduga Menu MBG Minim Pengawasan Oleh SPPI hingga Pencucian Ompreng di pinggir jalan di Yayasan Cahaya Lawongan Bhakti Negara Way Kana. 11/06/2025.


Indo pers,Waykanan.

 Berbagai polemik terjadi di dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Badan Gizi Nasional (BGN), mulai dari menu makanan hingga minimnya pengawasan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). 

Salah satunya di Kampung Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan, tepatnya di Yayasan Cahaya Lawongan. 

Hasil pantauan di lapangan, beberapa sekolah mengeluh terkait menu yang dianggap kurang layak, mulai dari mie hingga nasi goreng. 

Selain itu, SPPI juga minim dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan aktivitas yang ada di Dapur Umum. 

Saat tim menyambangi kantor Dapur Umum Bhakti Negara, pada pukul 10.31 WIB, Rabu (11/6/2025), terlihat tidak ada SPPI di dapur. Sementara, aktivitas pencucian ompreng (wadah makan), masih berjalan dengan ruang dapur terbuka dari samping. 

Bahkan, pencucian ompreng dilakukan di pinggir jalan gang yang berada di samping dapur umum. 

Kemudian, papan plang nama yayasan juga tidak ada di dapur umum ini. 

Terlihat juga, pekerja (supir) di dapur umum ini masuk ke ruangan yang seharusnya steril, tapi menggunakan sepatu yang digunakannya di luar ruangan. 

Menurut salah satu kepala sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Baradatu yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, jika pihak sekolah pernah menerima menu makanan berupa mie dan Nasi goreng. 

"Di tanggal 16 Mei 2025 dan 28 Mei 2025 dua kali menu mie. Yang pertama mie kuning dan yang kedua mie putih," ujarnya saat dikonfirmasi di sekolahnya, Rabu (11/6/2025).

Sementara, SPPI Dapur Umum Bhakti Negara, Routhun menyebutkan, jika menu tersebut dianggap layak. 

"Mie juga ga setiap hari, kemudian mie itu juga dari operasional bulan Maret, kita hanya menggunakan mie hanya sekali, kita buat sendiri. Mie juga kan pengganti karbohidrat. Kalau mie ga ada masalah sih," ujarnya saat ditemui di Dapur Umum, Rabu (11/6/2025). 

Namun, saat ditanya terkait bahan pembuatan mie, ia tidak mengetahui. 

"Terbuat dari tepung, ahli gizi yang faham, dari tepung terigu setau saya," ucapnya. 

Kemudian, saat ditanyai terkait dengan pengawasan SPPI di dapur, ia menyebutkan jika sudah ada Penanggung jawab di tiap bidang, walaupun SPPI seharusnya melakukan pengawasan langsung. 

"Di setiap tim itu, kami tunjuk PJ atau penanggung jawab, jadi disitulah tugas dan fungsi PJ (mengawasi)," paparnya.

Ia juga menjelaskan jika kendaraan mobil yang digunakan untuk mengantar makan ke sekolah, sudah sesuai dengan SOP yang ada. 

Sementara ruang yang ada di mobil untuk membawa makanan bergizi gratis terbuat dari kayu bukan dari stainless steel. 

"Dari BGN sendiri, dari juknis yang ada kepada SPPI ini, kendaraan itu harus tertutup, bersih dan aman. Selama ini ga ada kendala ," katanya.(*Rmt/tim)

Type and hit Enter to search

Close