Oleh. Abdus Shomad.SH
Pimpinan media indo pers
Wacana mengenai fungsi dan peran wakil rakyat kembali mencuat setelah sejumlah kebijakan kontroversial disahkan tanpa melibatkan partisipasi publik yang memadai. Banyak kalangan mempertanyakan: wakil rakyat sebenarnya mewakili rakyat yang mana?
Abdus Shomad.SH. menyoroti jarak antara masyarakat dengan keputusan yang diambil di parlemen. “Sering kali suara rakyat hanya jadi formalitas. Saat rakyat menolak, mereka tetap lanjut. Jadi kita bertanya-tanya, sebenarnya mereka ini mewakili kepentingan siapa?”
Kekecewaan publik semakin meningkat setelah beberapa anggota dewan terlihat lebih aktif menghadiri acara seremonial ketimbang menyerap aspirasi konstituen di daerah pemilihan mereka. Selain itu, keterlibatan rakyat dalam proses legislasi dinilai minim, bahkan tertutup.
Masyarakat sipil kini menuntut transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dari para wakil rakyat. "Kalau mereka benar-benar mewakili rakyat, mestinya suara kita didengar dan dijadikan pertimbangan utama dalam setiap keputusan penting,
Sementara itu, pimpinan DPR mengklaim bahwa seluruh kebijakan sudah melalui mekanisme yang sah dan sesuai tata tertib. Namun, klaim ini belum cukup menjawab keresahan publik soal siapa yang sebenarnya mereka wakili di balik keputusan-keputusan besar tersebut.
Pertanyaannya masih bergema di ruang-ruang diskusi: wakil rakyat mewakili rakyat, atau mewakili kekuasaan.
Social Footer